Salah satu upacara tradisional adalah upacara "TABUT" yang sekarang populer dengan nama “TABOT” yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, untuk memperingati gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad SAW oleh keluarga Yalid dari kaum Syiah, dalam peperangan di Karbala pada tahun 61 Hijriah. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai pameran serta lomba ikan – ikan, telong – telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok – kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender wisatawan tahunan. Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu. Sedangkan lagu daerah yaitu Lalan Balek.
Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar-umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik.
Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan seberat apapun jika sama-sama dikerjakan bersama akan terasa ringan juga. Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata Rek Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan musyawarah.
Makanan khas daerah bengkulu
Pendap merupakan salah satu makanan khas
yang dikenal hampir sebagian besar masyarakat tiap kabupaten di
Provinsi Bengkulu, apalagi jenis makanan ini pernah menjadi tema salah
satu lagu yang dirilis dalam album lagu daerah Bengkulu sekitar tahun
1990-an. Menurut pengusaha pendap di Kelurahan Pasar Bengkulu, Fatmawati
yang dikutip dalam Kompasiana.com, pendap terbuat dari bumbu-bumbu yang
beraneka ragam, seperti bawang putih, kencur, dan cabai giling.
Kemudian, bahan-bahan itu dicampur merata dengan parutan kelapa muda.
Bumbu yang bercampur dengan parutan kelapa muda selanjutnya dibungkus
daun talas, dimasukkan sepotong ikan, lalu direbus selama 8 jam. Dengan
racikan bumbu dan bahan tersebut akhirnya pendap memiliki rasa pedas dan
gurih, sehingga sangat pas untuk lauk makan nasi yang bisa meningkatkan
selera makan seseorang.
2. Gulai Kemba’ang
Masakan tradisional khas daerah Bengkulu
lainnya yakni gulai kemba’ang. Hanya saja masakan ini lebih dikenal
masyarakat di wilayah Kabupaten Mukomuko, karena banyak versi mengatakan
bahwa gulai kemba’ang berasal dari daerah itu. Gulai kemba’ang ini
terbuat dari iga sapi dan racikan beberapa jenis bumbu dan memiliki rasa
yang gurih. Dikutip dari Surat Kabar Harian Radar Utara, Sekdes Medan
Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko, Rasidin mengatakan gulai
kemba’ang ini merupakan salah satu masakan khas daerahnya. Gulai
Kemba’ang merupakan salah satu menu spesial yang kerap dibuat pada bulan
puasa ataupun lebaran. Masakan itu sangat cocok disantap sehabis buka
puasa ataupun sahur dan dapat membangkitkan nafsu makan yang
menyantapnya.
3. Tempoyak
Meskipun banyak pendapat yang mengatakan
Tempoyak bukan berasal dari Provinsi Bengkulu, tapi tempoyak sudah
menjadi salah satu makanan khas seluruh etnis masyarakat Bengkulu. Hanya
saja tempoyak yang terbuat dari fermentasi durian (Durio zibethinus)
memiliki keasaman dan aroma yang terkadang menyengat, sehingga aroma itu
tidak terlalui disukai pengkonsumsinya. Maka dari itu tempoyak kerap
dijadikan bumbu masakan. Dikutip dari id.wikipedia.org, tempoyak
diriwayatkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan sehari-hari penduduk
Terengganu. Ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke
Terengganu (sekitar tahun 1836), ia mengatakan bahwa salah satu makanan
kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak. Berdasarkan sejarah yang
ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas dari
Malaysia.
4. Lema
Jenis makanan ini memiliki beberapa
kesamaan dengan tempoyak, yang mana Lema dibuat dengan proses
fermentasi, tak ayal proses itu juga menyebabkan lema memiliki keasaman
dan aroma yang cukup menyengat indra penciuman. Di Provinsi Bengkulu,
lema sebagian besar hanya dikenal oleh masyarakat suku Rejang dan
menjadi makanan khas masyarakat tersebut. Menurut keterangan warga Turan
Tingging kabupaten Lebong, Anton, lema terbuat dari adonan rebung
(bambu muda) yang kemudian dicincang dan dicampur ikan yang hidup di air
tawar. Selanjutnya adonan itu disimpan ke dalam wadah yang dilapisi
dengan daun pisang dan ditutup rapat minimal tiga hari sebagai bentuk
proses fermentasi. Dikutip dari id.wikipedia.org, lema merupakan salah
satu komoditi ekspor ke Jepang dengan kemasan kornet, meskipun banyak
juga suku bangsa Rejang yang tidak mengetahui hal itu. Saat ini lema
telah dijadikan makanan pengganti dan merupakan makanan favorit yang
dikenal secara internasional di Jepang.
5. Kue Tat
Salah satu jenis masakan berupa kue yang
terkenal di Provinsi Bengkulu adalah kue Tat. Yang mana kue ini
merupakan salah satu kue khas Bengkulu, pada umumnya kue ini lebih kerap
ditemui ditengah-tengah masyarakat saat perayaan seperti pernikahan
ataupun hari raya besar umat Islam. Jangan membayangkan kue tat ini sama
dengan kue tart yang biasa disajikan saat pesta ulang tahun zaman
sekarang, karena memang berbeda. Kue Tat ini terbuat dari campuran
tepung gandum, gula pasir, telur ayam dan mentega. Menariknya, dalam
pembuatan kue ini harus memiliki keterampilan khusus dan oleh orang yang
berpengalaman, dalam artian pembuatannya tidaklah mudah karena adonan
dari bahan campuran tersebut harus sesuai dengan takaran. Dalam
pembuatan kue ini biasanya ada yang berukuran besar dan ukuran kecil,
yang besar berbentuk segi empat dan diatasnya dihiasi dengan parutan
nenas ataupun kelapa dicampur gula merah yang bertujuan mempermanis
penampilan dan menambah kenikmatan rasanya. Menurut cerita, kue ini
merupakan makanan khas para raja di Bengkulu pada zamannya.
6. Bagar Hiu
Selanjutnya, resep makanan khas Bengkulu
adalah Bagar Hiu. Seperti namanya makanan ini berbahan ikan Hiu,
biasanya masyarakat menggunakan Hiu jenis punai ataupun Hiu tanduk
karena aroma dari ikan Hiu jenis tersebut tidak terlalu amis dan
kulitnya terbilang lembut ketimbang Hiu jenis lainnya. Menurut
keterangan warga Pasar Bengkulu, Erna, Bagar Hiu ini terbuat dari bahan
daging ikan Hiu, ketumbar bulat, pala, cengkeh, kayu manis, asam jawa,
lengkuas, cabai, bawang putih dan merah serta kelapa goreng yang
bergungsi untuk mengentalkan masakan Bagar Hiu. “Pada saat dibuat, ikan
Hiu dipotong sesuai selera kemudian disiram jeruk nipis agar bau amisnya
benar-benar hilang. Setelah itu bawang merah dan putih ditumis sampai
harum, lalu bumbu lainnya dan tambahkan sedikit air. Ketika mendidih
tambahkan asam, tunggu hingga masak dan siap dihidangkan,” kata Linda.
7. Lepek Binti
Lepek Binti juga merupakan salah satu
masakan tradisional khas Bengkulu. Lepek binti dalam pembuatannya yang
perlu dihangatkan didalam bungkus daun pisang tersebut berbahan tepung
ketan, garam, santan yang didalamnya diisi dengan gilingan daging sapi
bercampur bumbu berupa santan, lengkuas dan daun salam. Sekarang ini
lepek binti tak jarang dibuat oleh masyarakat untuk menambah pendapatan
ekonomi. Yang mana bagi pengrajin jenis makanan ini, setelah dibuat
mereka menjualnya melalui berdagang keliling. Biasanya lepek binti ini
kerap ditemuan ketika bulan puasa, yang manalepek ini juga merupakan
salah satu menu dalam buka puasa Source by http://tintapena.comciri khas budaya Bengkulu, seperti pakaian adat, rumah adat, tarian tradisional, dan lain – lain :
- Pakaian Adat Provinsi Bengkulu
Pakaian Adat Wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang, bertabur corak-corak, sulaman emas berbentuk lempengan-lempengan bulat seperti uang logam. Bahan baju kurung umumnya beludru dalam warna-warna merah tua, lembayung atau hitam. Sarung Songket benang emas atau perak dalam warna serasi dan sutra merupakan perangkat busana yang di gunakan dari pinggang sampai mata kaki.
2. Tarian Tradisional dan Seni Musik Daerah Bengkulu
Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tarian tradisional atau musik tradisional nya sendiri sesuai dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut, di provinsi Bengkulu juga memiliki seni tari tradisional dan seni musik tradisional yang khas, seperti berikut ini :
Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :
- Tari Tombak Kerbau
- Tari Putri Gading Cempaka
- Tari Pukek
- Tari Andun
- Tari Kejei
- Tari Penyambutan
- Tari Bidadari Meminang Anak
- Tari Topeng
- Geritan yaitu cerita sambil berlagu
- Serambeak yang berupa Petatah-Petitih
- Andi-andi yaitu Seni sastra yang berupa nasihat
- Sambei yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan
Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar